Membaca, mungkin kata ini belum membumi pada diri kita. Tapi tahukah anda bahwa membaca itu merupakan sebuah kegiatan, sebuah aktivitas yang sangat berguna dan sangat penting. Bayangkan saja dulu saat negara kita masih dalam lembah penjajahan negara kita tidak mengenal membaca sehingga bangsa kita masih tetap berkutat pada cengkeraman penjajah. Berbeda ceritanya pada saat bangsa kita, anak-anak bangsa kita banyak yang mengenyam pendidikan, rasa untuk melepaskan diri dari cengkeraman penjajah pun mulai ada. Kenapa bisa begitu, karena para pendahulu kita itu belajar, serta membaca agar mendapatkan bekal untuk melepaskan diri serta mengusir para penjajah. Dari Situlah mengapa bangsa kita harus membaca dan terus terus untuk membaca.
Ada sebuah kisah pada zaman Nabi Muhammad yang memberitahuakan kepada kita betaba pentingnya membaca. Usai perang Badar, tentara kaum muslimin berhasil menawan 70 orang pihak musuh. Angka ini cukup besar yang dapat dijadikan sebagai strategi untuk menekan Kabilah kafir Quraisy. di sisi lain, kondisi kaum muslimin pada masa itu cukup memprihatinkan. Larena itu, kaum muslimin memiliki 3 pilihan mendesak. Pertama, kaum muslimin butuh dana (harta) untuk memperbaiki kondisi perekonomian merela. Tawanan itu bisa menebus dirinya dengan membayar harta. Kedua, menukarkan antara tawanan muslim (pihak lawan) dengan tawaran musuh (pihak muslim).
Namun Rasululloh SAW. mengambil kebijakan lain
Ada sebuah kisah pada zaman Nabi Muhammad yang memberitahuakan kepada kita betaba pentingnya membaca. Usai perang Badar, tentara kaum muslimin berhasil menawan 70 orang pihak musuh. Angka ini cukup besar yang dapat dijadikan sebagai strategi untuk menekan Kabilah kafir Quraisy. di sisi lain, kondisi kaum muslimin pada masa itu cukup memprihatinkan. Larena itu, kaum muslimin memiliki 3 pilihan mendesak. Pertama, kaum muslimin butuh dana (harta) untuk memperbaiki kondisi perekonomian merela. Tawanan itu bisa menebus dirinya dengan membayar harta. Kedua, menukarkan antara tawanan muslim (pihak lawan) dengan tawaran musuh (pihak muslim).
Namun Rasululloh SAW. mengambil kebijakan lain